Pesona Alam Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah



     Balaesang Tanjung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Donggala yang terletak di bagian Pantai Barat, Sulawesi Tengah.  Balaesang Tanjung terdiri dari 8 Desa (Walandano, Malei, Kamonji, Ketong, Palau, Pomolulu, Rano dan Manimbaya). Perjalanan menuju Balesang Tanjung membutuhkan waktu kira-kira 2-2,5 jam (kecepatan sedang, kalau saya yang bawa motor sendiri -_-) dari kota Palu.
     Dulu tempat ini asing untukku, namanya tak pernah didengar. Saat KKN'lah aku mengenal tempat ini. Kenapa disebut Balaesang Tanjung? Karena letaknya yang berada di tanjung. Dari jalan poros Palu-Balaesang, kita harus belok kekiri masuk dalam sebuah Tanjung. Dulunya Balaesang Tanjung termasuk dalam wilayah Balaesang (darat), namun saat ini telah menjadi Kecamatan sendiri. 
      Perjalanan menuju Balaesang Tanjung, mata akan dimanjakan oleh lautan yang membiru, karang-karang, dan pohon yang tumbuh di bibir pantai. Dan senja semakin mempesona dari tempat ini, perpaduan warna biru dari laut dan kaki langit yang jingga menjadi lukisan alam yang terindah yang bisa disaksikan langsung. 

(Lombonga)

      Desa pertama yang akan ditemui dikecamatan ini adalah Desa Walandano. Tempat pertama yang tak kalah menarik dari tempat sebelumnya, adalah sebuah pantai. Pasirnya memang tak cukup putih, tapi keindahan bebatuan alam yang berada di dua sisi pantai membuat tempat ini menjadi unik.

 (Walandano)

  (Walandano)

 
  (Pantai Kekeo)

       Pantai Kekeo terletak antara Lombonga dan Desa Walandano, tepatnya di bawah tebing. Tempat ini cukup tersembunyi, kita bisa turun dari tebing atau jalan memutar dari balik batu di Pantai Walandano. Di Pantai ini banyak sekali ikan warna-warni dan Bintang Laut.
       Desa yang kedua adalah Desa Malei. Desa ini adalah pusat kecamatan dari Balaesang Tanjung. Untuk menuju Desa ini butuh perjuangan, sebab jalan yang harus ditempuh cukup parah. Saat hujan jalanan becek, tanah menjadi sangat jenuh air. Kalau diperhatikan sih tanahnya jenis lempung, sehingga saat hujan ia cenderung seperti tanah liat dan saat musim kemarau tanahnya lebih keras. Bukan hanya soal tanahnya, tapi jalannya banyak berlubang. Belum lagi tebing-tebing yang sering longsor, bebatuan tebing kadang meluncur tak terduga. Tapi semoga saja jalannya lekas diperbaiki, dan tebingnya di stabilisasi agar tak longsor lagi.
       Pertama kali tiba, saya hampir terjatuh dari motor akibat jalanan yang becek dan berlubang, dan bongkahan batu yang terendam air. Syukurlah tak sampai benar-benar jatuh, shock iya.
       Saya lupa nama sekolahnya, tapi lokasi yang keren di Malei itu ada di belakang sebuah sekolah, oh iyaa..dekat dengan Kantor kecamatan. Senja di Malei ini tak kalah keren..
(Malei)
      Desa selanjutnya yang pernah saya pergikan adalah Desa Rano. Di Desa ini ada sebuah Danau, namanya Danau Rano. Kalau lihat di peta, Rano letaknya hampir ditengah-tengah tanjung, Desa ini dilingkari oleh Danau Rano. 

(Danau Rano)

     Desa berikutnya adalah Desa Palau. Untuk ke tempat ini bisa melalui jalan darat atau menyebrangi lautan. Kalau jalan darat yang paling dekat itu memotong jalan tebing Desa Walandano. Ada sebuah tebing yang di cutting sebagai jalan pintas. Karena kalau harus melewati Rano dan Pomolulu butuh waktu sekitar 1,5 jam (kalau saya yang bawa motor sih -_-), tapi kalau lewat jalan pintas ini cukup 15 menit sampai. Hanya saja, kondisi jalannya ekstrim gilaa, kemiringannya yang curam, jalannya yang belum beraspal. Jangankan diaspal, terakhir kali saya lewat, jalannya memang masih alami bekas cutting.
     Tapi, setelah berhasil melewati Tanjakan Maut (*kata teman saya), siap-siap saja..mata akan dimanjakan oleh pesona Desa Palau yang juga Indah..
     


(Desa Palau)
   
      Selama KKN berlangsung, tinggal 3 Desa yang sama sekali belum pernah dikunjungi yaitu Desa Ketong, Manimbaya, dan Pomolulu. Ketiga Desa itu tak kalah menarik dengan 5 lainnya. Semua Desa punya pesonanya. Di Balaesang Tanjung juga tak kalah indah dengan tempat-tempat lainnya. Oh iya, ada pulau Pasoso dibagian Manimbaya, pulau pekarangan Penyu. Dulu sempat niat mau ke tempat itu, hanya saja kondisi dan berbagai hal yang tak memungkinkan. Maunya saat KKN bisa melengkapi perjalanan di 8 desa, di Balaesang Tanjung, tapi lagi-lagi tak bisa. Semogalah suatu hari nanti bisa berkunjung lagi untuk memenuhi perjalanan di Balaesang Tanjung. yuk, Jalan-jalan ke Balaesang Tanjung :D

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer