Inspirasi yang GAGAL
Jumat 2 oktober. Kemarin adalah hari
terbaik untukku. Hari dimana aku kembali mengucapkan janji-janji pada diriku,
hari dimana aku kembali merangkai mimpi-mimpiku yang harus aku perjuangkan. Dan
hari dimana aku kembali menemukan sebagian semangatku yang lenyap.
Pagi ini pun masih sama, sama seperti
janji kemarin jika kesedihan itu harus disudahi, semua keluh kesah harus
dikurangi, dan sekecil apapun nikmat yang Tuhan berikan haruslah disyukuri.
Hingga siang hari, semangat itu tetaplah tersemat rapi dalam hati. Meski jarak
yang ditempuh terlampaui jauh, meski sinar matahari begitu terik tetap saja
janji untuk selalu bersemangat dan menyelesaikan tanggung jawab kembali
tergiang dalam ingatan. Perjuangan yang dilalui kemarin begitu membekas, dan
rasanya amanahku pun belumlah usai.
Pertemuan singkat terjadi sesuai
rencana, namun tak sesuai harapan. Hampa. Ini kali keempat kami kembali berada
dalam lingkaran kecil di bawah sebuah pohon yang bernama ‘Pohon Inspirasi’,
entah siapa pencetusnya..
Pohon ini pernah menjadi saksi, awal
dari sebuah mimpi yang tidak mungkin bisa diwujudkan. Pohon ini pernah menjadi
saksi, saksi untuk setiap keraguan akan ketidaktahuan dan arah yang tak pasti.
Pohon ini pernah menjadi saksi, saksi saat kami semua harus berkutat bersama
sesuatu yang sama sekali asing. Pohon ini pernah menjadi saksi, saksi akan
setiap semangat dalam sebuah keraguan yang selalu berusaha ditepis. Pohon ini
pernah menjadi saksi, saksi kala cinta tumbuh dan diperjuangkan. Dan ternyata
hari ini pun pohon ini tetap setia, setia menjadi saksi untuk setiap moment
yang terjadi di bawah naungan ranting lemahnya. Pohon ini pun kembali menjadi
saksi, saksi akan hati yang dipatahkan, mimpi yang dihapuskan, keraguan yang
diiyakan, dan perjuangan yang dihentikan.
Yah, sepanjang perjalanan menuju kampus
rasanya semangat menyelesaikan janji dan misi yang belum usai itu kembali
membuncah. Harapan telah kembali menyatu dalam hati dan raga. Andai saya sudah
menyerah, hari ini saya tidak akan datang. Dan saya tidak akan pernah bertanya
apapun untuk mengingatkan jika saya pun masih menyimpan harapan dan janji yang
harus dilunasi.
Pohon ini menjadi saksi, saksi akan
hatiku yang patah. Bagaimana tidak, jika seluruh perjuangan membangun Majalah
dari awal harus berakhir pada tahun pertama ia tumbuh. Seperti seorang ibu yang
kehilangan anaknya, yang tak bisa melihatnya tumbuh besar bahkan tak sempat
menuntunnya untuk belajar berjalan.
Merasa gagal tepatnya, tak bisa
melakukan apapun untuk mereka. Merasa gagal karena tak bisa seperti kemarin,
hanya karena dibatasi oleh jabatan. Merasa gagal karena tak bisa menjaganya.
Merasa gagal hari ini. Inspirasi itu tak selamanya berhasil, buktinya saya
gagal. :’)
Untuk mewujudkan sesuatu itu memang
perlu perjuangan dan banyak pengorbanan, hanya sebuah komitmen yang bisa
membawanya pada keberhasilan. Setidaknya, saya pernah membuatnya ada. Dan hari ini saya belajar tentang kegagalan itu..
Maaf untuk semua orang yang telah terlibat dalam penyusunan edisi kemarin, untuk semua orang yang telah direpotkan dalam membangun Inspirasi kecil ini, dan sekali lagi maaf untuk keberhasilan yang tertunda ini. Semoga suatu hari nanti ada orang-orang yang lebih inspiratif lagi, yang lebih amanah dan bersemangat untuk membangunnya kembali.
Dan semoga Allah kembali berkenan, memberi
ruang untuk berkarya ditempat baru bersama orang-orang baru dalam lain waktu.
(edisi pertama dan mungkin terakhir)
"Kegagalan itu layaknya sebuah tangga, semakin banyak gagal berarti semakin banyak anak tangga yang telah dilalui. Hanya ada sebuah kesuksesan pada anak tangga terakhir. Nikmati kegagalan, ambil sisi positifnya.
Don't give up!" - NPS
Komentar
Posting Komentar