Kapan Menangis Terakhir untuk Tuhan?

Kawan, pernah kau menangis untuk Tuhan? Baik itu sebagai tanda penyesalan atas dosa yang kita buat. Atau juga sebagai tanda syukur atas nikmat Tuhan yang diberi.

Alangkah indahnya air mata yang jatuh itu. Air mata yang tidak bisa dibuat. Yang murni dari lubuk hati kita yang paling dalam.

Ku yakini semua dari kita, pernah menangis untuk Tuhan. Tapi pertanyaan besarnya adalah kapan kita menangis terakhir untuk Tuhan? Atau sudah tak pernah lagi kah kita menangis untuk Tuhan?

Alangkah sedihnya bila kita sudah tak bisa lagi menangis untuk Tuhan. Ke mana hati yang dulu, yang sangta peka atas rasa syukur atau rasa penyesalan atas dosa-dosa yang kita lakukan. Sudah hilangkah rasa itu?

Kawan, rindu ya rasanya dengan momen di mana kita bisa menspesialkan air mata untuk Tuhan. Di saat itu kita benar-benar seperti berdua saja dengan-Nya. Kita melakukan percakapan dengan suara yang lembut dengan Dia yang menyimak satu demi satu kata yang keluar dari mulut kita. Di saat itu tak terasa wajah dihujani air mata. Air Mata yang tiba-tiba keluar tanpa tahu asal usulnya.

Disaat itu pula Dia seperti mendekat, lebih mendekat dari sebelumnya. Kita didekap penuh mesra, seperti sangat dikuatkan saat itu. Beban rasanya lepas, mengangkasa jauh menjauhi kehidupan kita. Rasanya tak pernah mau kita hilang momen itu. Momen terindah yang tak semua manusia merasakannya.

Tuhan... buat kami sering menangis untuk-Mu. Ingin rasanya bisa selalu dekat dengan-Mu, bisa selalu dimanjakan oleh-Mu.

Tuhan... putihkan lagi hati yang perlahan menghitam ini. Yang membuat kami jarang menangis lagi untuk-Mu. Maafkan kami, Tuhan. Maafkan atas dosa yang menghitamkan hati dan pikiran ini.

Semoa kami bisa secepatnya lagi menangis untukmu, Tuhan

#Dikutip Dari buku It's Talking about Life, Lady, and Love. #OriRabowo

Komentar

Postingan Populer