Catatan anak pingit



“Kadang kita tak pernah paham maksud baik dari mereka (orangtua), padahal orang pertama yang menyayangi kita dan tetap akan mecintai setulusnya sampai akhir hayat adalah mereka” - #NPSQoute

Entah untuk yang keberapa kali seperti ini, berakhir dalam pengasingan diri yang tak pernah mengubah keadaan. Mengunci pintu rapat-rapat dan enggan menyantap makan dimeja yang sama.
Rasanya mereka egois, ketika semua keinginannya yang harus dipenuhi tanpa peduli apakah yang aku inginkan?
Oh, setan tengah menari-nari dan tertawa semakin mengusik dan akan mengusik hingga emosi membuncah dan pecah pada akhirnya.. “Astaghfirullah” lirihku
Akulah yang tak pernah paham, makna sayang dari mereka. Akulah yang tak pernah bisa mengerti maksud dari titah-titah cinta mereka. Dan akulah yang tak pernah peka dengan cinta mereka.
Ya Rabbi, sungguh akulah yang salah. Ampuni aku yang telah berprasangka buruk kepada orangtuaku” desirku
Every parents have different rules for keep their children. So, don’t judge them. Maybe, in this time we are not understand what should their mind. Suatu saat nanti kita akan paham, when we are becomes parents like them.
Maksud baik kadang tidak tersampaikan dengan baik, dan bahkan akan menjadi buruk ketika kita tak pernah mengerti dengan baik.
Setiap anak pasti pernah mengalami hal yang sama denganku. Ketika kita punya keinginan yang berbeda dengan orang tua, rasanya ingin marah dan memiliki hak untuk mempertahankan keinginan.
Kadang hanya bisa berdiam diri kala apa yang diinginkan tidak dituruti. Apalagi ketika melihat teman-teman lainnya rasanya mereka bebas menentukan pilihannya, dan orang tuanya fine-fine aja tuh. Miris.
Dan entah ini untuk yang keberapa kalinya, pamit ingin pergi berlibur sehari saja. Tapi, lagi-lagi tak diizinkan. Alasan yang kurang logis, tapi takut jika harus melanggar.
Alhasil menghabiskan waktu seharian dalam kamar, seperti biasa baca buku dan menonton selebihnya tidur (bukan tidur tapi menghayal suatu hari nanti bisa berlibur).
Sebel sih pasti, tapi berusaha untuk mengontrol diri. Rasanya mau marah “Kok tidak diizinkan? Perginya cuman sehari aja! Kan tidak mau macem-macem” pikiran itu terus berkelebat dikepalaku.
Kata orang tua kalau anak yang lagi dipenghujung kuliah seperti ini nih, harus lebih hati-hati. Gak boleh dulu pergi-pergi jauh, bahaya suka mengintai. Begitu kata mama.
So? :’)
Kalau pergi tanpa pamit itu rasanya lebih berat daripada mendem cinta *uhuk (gak nyambung yaa -__-“)
Tapi benar, pergi tanpa restu orang tua itu tidak bakal tenang. Makanya sampai hari ini pun belum bisa ikut teman-teman travelig :”D
And maybe, because we has different. I’m not as like you, and you are not as like me. Haha
Mungkin belum waktunya untuk menjelajahi negeri kecil ini || tapi kapan? || Semua ada waktunya kok *kalem || Kalau masih kuliah, manfaatkan memang. Nanti kalau sudah kerja dan nikah susah kemana-mana || ya disempatkanlaahh, makanya cari calon yang punya hobi yang sama dong! *uhuk
Hati sudah berdamai kok, Alhamdulillah. Terserah deh mau bilang apa. I believe that. Akan ada waktunya. And my dreams become true.
:")

Komentar

Postingan Populer