Fall in the earth

Tak pernah ada manusia yang bisa memastikan kapan musibah itu datang. Tak ada yang bisa memprediksi'nya sekedar untuk menghindar ataupun lari dari suatu musibah. Musibah kecil atau pun besar, tetap musibah.. dan semua telah ditetapkan. Tapi, adakah manusia yang berencana untuk ditimpa musibah? Saya pikir tidak ada.

Kejadian'nya berlalu begitu cepat tanpa bisa menghindar. Beberapa jam yang lalu saya dan Indah terkena musibah sewaktu menuju jalan pulang, tepatnya di daerah Tatanga. Hari ini kami berdua pergi ke dua kelurahan untuk melapor sebagai pengawasan bangunan (Kerja Praktek) di daerah tersebut. Matahari siang tadi begitu terik, kami singgah disebuah warung es teler.. Selesai menyantap hidangan tersebut dan merasa telah fresh kami pun berencana untuk pulang beristirahat, karena sejam lagi kami harus pergi ke lokasi lainnya untuk mengecek bangunan yang ada.

Tapi, namanya musibah tak pernah bisa dihindari.

Belum jauh dari tempat penjual es teler kami terjatuh. Ada sebuah truk yang sedang parkir, saya pikir truk itu hanya akan tetap diam..celaka'nya truk itu pun menyusul kami dan hampir berpapasan lalu sebuah truk dengan kecepatan tinggi pun melaju dari arah berlawanan.. saya shock, berusaha tenang dan mengurangi kecepatan...pelan..sangat pelan.. dua detik kemudian saya terlempar, motor yang saya kendarai terjatuh dan menimpa saya sendiri.. sementara indah yang berada dibelakang ikut terlempar, kepalanya terbentur di aspal.

Saya berusaha bangkit, bahkan lupa badan bagian mana yang terasa sakit. Saya khawatir kalau Indah kenapa2. Segera saya menghampirinya yang tengah terbaring, waktu itu saya panik tiba-tiba ingat kejadian beberapa tahun lalu.. Alhamdulillah, Indah tak pingsang, katanya kepalanya berasa sakit akibat terbentur. Kami berdua saling menuntun untuk bangkit, disekeliling kami orang-orang ternyata telah ramai. Dan kecelakaan ini kecelakaan beruntun. Ada dua motor lainnya yang juga terjatuh.

Seorang pemuda yang motornya tepat dibelakang motorku mengalami luka dibagian kakinya. Sementara dua orang anak yang menabrak motor kami pun mengalami luka dibagian kakinya, tak parah tapi berdarah. Wajahnya nampak pucat dan ketakutan.

Sementara kedua mobil truk itu entah kemana, hilang..

Kami sepakat untuk tidak memperpanjang masalah ini hingga ke polisi. Tak ada yang menuntut ganti rugi.

Saya pengen nangis, kalau terjadi suatu hal yang lebih parah dari itu mungkin saya akan banyak membuat air mata.. Syukurlah, Kami masih sehat.. sekalipun badan rasanya pegal, dan ada memar dibadan.. sampai detik saya menuliskan ini, kaki kananku masih terasa sakit.

Saya takut, kalau saja tadi terjadi hal lebih menakutkan dari itu sementara saya belum bersuci.. :'(

Allah..terima kasih untuk pertolongan-Mu.. :')

Komentar

Postingan Populer