First Place, I feel free

Tempat pertama yang membuatku sedikit nyaman dimasa itu adalah sebuah mushollah kecil yang berada di tengah-tengah fakultas. Cukup nyaman, untuk sekedar beristirahat dan lepas beberapa menit dari sebuah ketidaktenangan dimasa itu. Tempat itu adalah Hizbullah.
Pertama sekali aku datang ke tempat ini, tak ada sesuatu yang menarik menurutku. Tapi setidaknya tempat ini sedikit jauh dari suara keras yang begitu lantang suka menghardik, sekalipun masih ada terdengar tapi dengan nada yang sedikit rendah.
Pernah suatu hari di hari pertama ormik, seorang senior perempuan memarahiku karena aku memakai tanda pita merah di tangan kananku. Aku melakukan itu karena dari panitia yang menyuruhku, katanya kalau sakit silahkan memakai pita merah pada tangan kanan. Tapi panitia ini tak terima, dibilangnya aku manja.. masa sakit maag saja harus pakai pita. Entahlah nada suaraku yang terdengar kesal atau mereka yang terlalu sensitif terhadap masa polos sepertiku.. (haha). Kemudian senior itu bilang "Jadi, kenapa?" ujarnya menantang, ku jawab seadanya dengan nada sedikit menggerutu "ya, tidak". Itu karena sebel saja, padahal mereka sendiri yang bilang tapi malah aku yang disalahkan. Akhirnya senior itu memanggil beberapa orang teman-temannya, maka dikerumunilah aku dengan kakak-kakak senior perempuan..maka keluarlah hujatan-hujatan yang tak perlu dan  takbegitu penting, toh saya merasa benar atas perintah mereka. Kemudian senior ini menantangku "Saya tunggu kau pulang, berkelahi kita..saya buka almamaterku!" ujarnya dengan nada kasar dan menantangku. Aku hanya bisa beristighfar dalam hati, yang aku pikir saat itu..apa yang akan terjadi sore ini.
Siang harinya, saat kami pergi ke Hizbullah.. aku bertemu dengan senior itu. Dia menatapku tajam, aku hanya bisa tertunduk lemas. Otakku berputar dan membayangkan sebuah drama perkelahian senior dan maba berjilbab. Aku putuskan untuk memberanikan diri menghadap senior itu dan meminta maaf sekalipun aku merasa tak bersalah. Toh memang itu sudah menjadi kebiasaan..maba itu selalu saja salah meski terkadang panitia yang keliru. Akhirnya, senior itu menyambut baik uluran tanganku kemudian menjabatku. Alhamdulillah.. masalah ini selesai juga. fiuhh.. -__-" :)

Komentar

Postingan Populer