A letter for "Our Leader"

Setitik embun tak lagi menyentuh kaca dengan lembutnya, yang ada menggores kaca hingga terlihat kusam. Atau layaknya aku dan mereka yang berjalan beriringan dibibir pantai.. Jejak-jejak kaki kecil kami terhapus secepat ombak yang menghantam lekukan ukiran kaki kami dibibir pantai.
Maka tak ada sedikit pun bentuk yang tersisa.. Semuanya luruh hancur berantakan.. Seakan kami tak pernah berjalan disana..
Maka apalah arti pejuang kecil yang sama sekali tak terperhatikan. Yang menurut kami adalah hal yang berarti sementara di mata pemimpin kami.. Kami pun "TAK PERNAH ada".
Kami laksana burung pagi yang terbang beriringan.. dan hilang namun masih muncul satu persatu dipetang hari..
Maka apalah arti kehadiran yang tak begitu berarti.
Saat kami hanya satu persatu dan ingin membantu, namun tak ada sambutan apapun..
Bukan menuntut untuk disambut dalam iring-iringan riuh.. Cukup sambutan hangat yang tak menggoreskan luka..
Pagi ini saya kembali teringat pada satu catatan kecil yang entah siapa pemiliknya :
"Pemimpin harus memiliki hati sebanyak jumlah rakyat yang dipimpinnya. Bagaimana dia bisa menyatukan hati serta perbedaan pemikiran rakyaktnya dan membawa seluruh  hati itu kepada satu jalan"

Wahai pemimpin yang terhormat, rakyat kecilmu tidak menuntut apapun yang memberatkanmu.. Tak kah kau lupa jika kami pernah berjalan beriringan denganmu.. Hingga membuatmu mampu untuk berdiri tegak bersama mimpimu..
Wahai pemimpin yang terhormat, pekalah kepada rakyat kecilmu.. mulailah pahami hati dan pikiran mereka satu persatu..
Wahai pemimpin yang terhormat, rakyat kecilmu tidaklah seburuk yang kau pikirkan selama ini...
Kau hanya terlalu egois dan menolak saran rakyatmu.. Hingga kau tak pernah percaya, dan merasa terbebani sendiri..
#14okt14

Komentar

Postingan Populer