Pertemuan Inspirasi

Kemarin sempat datang di kegiatan Kuliah Umum yang diadakan oleh UNTAD yang bekerjasama dengan UGM dan GNS New Zeland. Topik Kuliah Umumnya tentang "Building Controls, EWS Updater (UGM), Active Faults (Seismicity), Land Use Planning (GNS NZ)". Pada kesempatan ini di bahas tentang GEM (Global Earthquake Model), yaitu suatu program pemodelan gempa dunia, materi ini dibawakan oleh Mr. Kelvin Berryman (GNS Science). Karena pembicaranya dari luar negeri, jadi berasa diforum internasioanl gitu..hehe, meski tidak begitu banyak paham apa yang disampaikan oleh beliau secara langsung, syukurlah diterjemahkan oleh penerjemahnya (lupa siapa namanya).

Materi kedua dibawakan oleh Mrs. Michele, nah kalo materi ini cukup mengerti. Bukan karena Mrs. Michele pake bahasa indonesia, tapi karena materinya yang familiar, dan sudah ada translate di presentasinya meski dikit, hehe. Mrs. Michele bahas tentang sebuah pulau di SAMOA. Pulau tersebut adalah pulau yang kecil, letaknya tak begitu jauh dari timor leste (Silahkan cek dipeta, deh). Nah, pulau SAMOA menjadi semacam pulau percobaan begitu, alasannya karena pulau ini memiliki populasi yang tidak begitu besar sekitar 175.000 (kalo ngak salah ingat), dan mata pencarian mereka berasal dari perikanan dan ah lupa apalagi -_-. Terus, kalo seandainya terjadi bencana di daerah ini, maka habislah semuanya, bangkrut mereka. Rata-rata penduduknya tinggal di daerah pesisir pantai dan wilayah ini termasuk rawan terhadap gempa. 

SAMOA, penduduk diajak bekerjasama untuk turut andil dalam kegiatan ini, mereka dijelaskan tentang bahaya yang akan dihadapi dari suatu bencana alam, untuk meminimalisir kerugian dan korban jiwa, perlu dibuat suatu pemodelan lapangan. Nah, mereka buat peta, jadi lokasi yang berdampak jika terjadi bencana di beri tanda, begitu pula pada zona aman tempat mengungsi jika terjadi bencana. Semua dilakukan oleh masyarakat. Singkat cerita nih, tahun 2009 di SAMOA terjadi bencana tsunami, pemodelan lapangan cukup membantu untuk evakuasi korban, meski kerugian bangunan tak terelakkan.

Hal tersebut pernah kami terapkan sewaktu KKN di Walandano. Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diwajibkan sepulang KKN tentang mitigasi bencana di daerah pesisir pantai. Meski jauh dan sangat sederhana. Selain studi lapangan yang kurang komplit, kami juga mengadakan sosialiasasi di sekolah-sekolah tentang mitigasi bencana, kalo ini lebih kepada penyelamatan diri pada saat pra bencana, bencana, dan pasca bencana. Jadi bercerita seolah-olah ketika bencana akan terjadi. Anak-anak begitu antusias mengikuti sosialiasi. Beberapa sekolah yang pernah kami datangi itu di Desa Meli, Mapane, Walandano dan Malei. Sebenarnya mau ke Pangalasiang, hanya waktu dan kesempatan terbatas. 


Selain materi yang diberikan oleh Mr. Kelvin Berryman dan Mrs. Michelle, materi lainnya dibawakan oleh dosen-dosen UGM, ada materi singkat tentang Desain Bangunan Berbasis Kinerja dan EWS (Early Warning System). Nah, kalo KKN UGM tahun 2009 lebih keren lagi, mereka langsung menerapkan dilapangan + pasang sirene langsung, bukan hanya itu mereka buat jalur evakuasi sekalian buat gladi bencana gitu. Merinding liat videonya.

Beberapa bulan lalu sempat terpikir tentang Manajemen Bencana, serius ini cuman melintas saja, hanya imajinasi. Saking semangatnya langsung buka internet tentang kampus yang ada tentang Manajemen Bencana, ternyata di Indonesia ada, di UGM. Nama fakultasnya Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam. Pas liat, langsung berasa kalo memang bukan sekedar mimpi. Kemarin pun ikut kegiatan ini karena kebetulan diajak teman, sekalipun ini khusus buat dosen tapi maksa masuk saja. Sekalipun berkali-kali mau pulang karena menunggu lama. Tetap saja, Allah takdirkan ketemu mereka di ruangan Dekanat Teknik.

Pertemuan kemarin langsung buat inspirasi khususnya buat saya pribadi. Ada sebuah mimpi baru yang ingin sekali direalisasikan, hanya saja saat ini saya terbatas. Karena mimpi ini butuh banyak orang. Mimpi yang menurut saya sangat bermanfaat untuk orang lain dan sebagai sumbangsih ilmu selama bangku kuliah. Saya pengen buat semacam komunitas, tentang pengurangan resiko bencana (PBR) gitulah.. Rencana sudah ada dalam pikiran, hanya tinggal dieksekusi saja..lagi-lagi saya tak mungkin melangkah sendiri -_- karena komunitas ini berbeda dengan komunitas-komunitas yang ada. Sekarangkan lagi marak tuh Komunitas tentang Pendidikan, Komunitas tentang Kesehatan, kenapa kita tidak buat komunitas tentang Bencana Alam? :D 

Karena sesuatu yang besar itu berawal dari sesuatu yang kecil. Komunitas itu bisa jadi perpanjangan tangan pemerintah untuk menyalurkan bantuan kedaerah-daerah, nih apalagi Sulawesi Tengah adalah salah satu daerah di Indonesia yang punya potensi gempa yang sangat tinggi.

Saya bermimpi bisa punya komunitas tentang pengurangan resiko bencana alam. Dari hal sederhana yang dilakukan di SAMOA, ditambah sosialisasi-sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang mitigasi bencana. Kalo pendidikan kan sudah banyak tuh teman-teman yang bergabung, kenapa tidak kalo anak-anak Teknik (khususnya) buat komunitas seperti ini? :D lumayanlah, bisa menerapkan ilmu-ilmunya di lapangan. Semua komponen keteknikan mulai dari sipil, arsitektur, elektro, mesin, informatika, dan geologi adalah kompenen yang komplit untuk perencanaan komunitas ini. Yah, sementara ini saya menunggu teman untuk sama-sama berjuang merealisasikan mimpi... boleh dikomentari dibawah ini tentang mimpi saya yang ngasal ini, hehe ^_^

 

Komentar

Postingan Populer