Menulis



Menulis cerita tentang empat tahun lalu rasanya kembali ke masa itu, lelah memang. Tapi pada akhir waktu itu rasa pun mengharubiru. Dan tepat dititik terakhir puncak dari semua lelah yang kemudian ia hanyut bersama aliran air, hanya menyisahkan semangat baru dan kembali merajut mimpi yang hingga saat ini masih terus diperjuangkan. Semogalah sabar kita tak berbatas hingga diujung asa.. Karena bukan sabar namanya jika ia berbatas.
Menulis itu kebutuhan saat cerita kehilangan tempatnya untuk berbicara. Ada dua misi yang masih bisa diperjuangkan saat ini dan hingga detik ini pun sedang diperjuangkan. Untuk misi yang tak terealisasikan cukuplah menjadi misi impian yang suatu saat nanti mungkin ada yang biasa merealisasikannya.
57 halaman telah mewakili cerita selama sebulan menginjakkan kaki dikampus dan masih ada ratusan halaman yang akan ditulis lagi dengan puluhan judul sebagai topik dari kejadian yang pernah terlewati. Semuanya ditulis kembali untuk menjadi sebuah catatan dan pengingat lagi kala rindu pada mereka kian menggebu dan terlampaui sulit untuk bertemu sebab jarak telah menjadi batas untuk hati-hati yang terpisah. Atau sekedar menukar buku dongeng pada anak "ini loh nak, cerita tentang bunda waktu kuliah" hihihi :D
Catatan yang akan mewakiliku dan mereka, cerita tentang impian, janji, dan perjuangan yang dibalut tawa, tangis, dan peluh hingga goresan luka. Catatan tentang peliknya kehidupan, indahnya kebersamaan, dan tulusnya cinta. Semogalah catatan ini akan ikut selesai seiring tugas akhir dan toga tersematkan dikepala.

Komentar

Postingan Populer