Catatan 15 Maret #KKN #Birthday



Pagi ini deburan ombak terdengar lebih tenang dari pagi biasanya. Aku hampir lupa jika hari ini adalah hari kelahiranku, tepat 22 tahun usiaku :’). Kemarin aku menyempatkan diri untuk pulang semalam, kembali kerumah dengan penuh kerinduan. Aku rindu. Perjalanan pulang ke rumah adalah hal yang cukup menegangkan, sebab ini pertama kalinya aku berekspedisi sendiri. Aku memilih naik angkutan umum sebab tak ada pilihan lain selain itu.

Pagi ini sebuah pesan singkat masuk dihandphoneku, sebuah nama yang selalu menenangkanku. Aku terenyuh membacanya hingga tak sadar air mataku pun jatuh.

“Assalamualaikum. Selamat ulang tahun ke 22 nak, semoga diberi banyak rezeki dan sukses selalu dalam menjalankan aktifitas” 

Bukan hanya hatiku basah dibuatnya, air mataku terus mengalir. Mama, semoga Allah pun memberimu seperti itu. Tak lupa pula aku membalasnya, derai air mata pun terus mengalir dan tak menghentikan jari jemariku mengetik sebuah pesan untuk mama “Waalaikumsalam. Amin ya Rabbal Alamin.. Terima kasih ma, untuk doa-doanya. Doakan caca selalu, ma..” jawabku.

Beberapa hari sebelumnya aku membaca sebuah buku yang berjudull “Dahsyatnya Doa Ibu”. Saat aku membaca pesan dari mama aku tiba-tiba teringat buku itu. “Semoga doa-doa mama diijabah oleh Allah. Dan aku berharap kelak aku bisa membahagiakan mama dan keluarga. Mama, you are my everything”

22 tahun usiaku, tak terasa. Usia yang bukan lagi anak remaja nan manja. Bisa dikatakan usia 22 tahun adalah usia dewasa. Ahh.. telah dewasa’kah aku? 

“Waktu dan pengalaman yang mendewasakan kita. Aku harus mengurangi mengeluh dan memperbanyak bersyukur”

Harapan dan cita-cita itu harus tetap tergantung tinggi dilangit sana, karena saat ini aku tengah berusaha menyiapkan diriku untuk sebuah masa yang hebat.

Dan aku harap, kelak pada masa datang kan ku persembahkan kepada kedua orangtuaku.. :’)

Senja ini dibibir pantai malei, aku, indah, fani, suci, uyu, kak Billy, dan Richard.. bukan kejutan sebenarnya, namun tetap mengesankan. Goresan namaku dibibir pantai dan semburat cahaya senja menjadi pemandangan terindah senja ini. Sekalipun sedikit kecewa karena ekspedisi Durian Rano batal. Namun, semogalah semangkuk mie giling bisa menggantinya. 


Cahaya temaram langit yang berhias ribuan bintang menemani perjalanan hari ini. Tak bosan memandangi langit.. bintang bertaburan, tak ada bulan malam ini. Mungkin bulannya lelah.. hehe :’D. Berharap malam ini dapat pesan penutup dari langit. Mungkinkah malam ini kita memandangi langit yang sama??

Komentar

Postingan Populer