Belajar dari Sikola Pomore

Sabtu kemarin saya berkunjung ke Desa Dampal, Kecamatan Sirenja, Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk sampai ke Desa Dampal dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan mengendarai sepeda motor. Saya pergi bersama relawan lainnya yaitu Kak Fida, Arif dan Iwan serta pendiri sikola Pomore yaitu kak Yaumil.
Saya adalah relawan baru di Sikola Pomore. Sikola Pomore adalah sekolah berbasis bahasa inggris yang mengajarkan tentang lingkungan dan belajar di alam terbuka, seperti sawah, sungai, dan pantai. Sikola Pomore telah berdiri sejak tahun 2015. Kak Yaumil atau Kak Yoyo adalah pendiri dari Sikola Pomore. Dia beride untuk mendirikan sekolah tersebut berdasarkan pengalamannya selama beberapa tahun menjelalah ke beberapa kota, motto utamanya adalah “Belajar di Kota dan pulang ke kampung untuk mengabdi”.
Sikola Pomore memiliki murid dengan beragam usia mulai dari sebelum TK hingga SD. Sabtu kemarin adalah liburan yang menyenangkan bagi saya. Saya diberi kesempatan untuk mengajar dan belajar dari anak-anak tersebut. Foto dibawah ini adalah saya dan Mikhaelal Ahmad salah satu murid Sikola Pomore, kami belajar menggambar bersama. Awalnya dia tidak ingin bergabung tetapi dibujuk-bujuk kakak-kakak relawan lainnya, akhirnya dia setuju dengan kesepakatan "hanya liat-liat". Ketika saya menyodorkannya sebuah buku gambar keningnya menggerut dan dia berkata "hanya liat-liat saja", mencoba membujuk akhirnya berhasil. Dia minder karena belum bisa menulis nama dan malu ingin menggambar. Saya mencoba membantunya, dia ingin menggambar bola, kami bersama-sama menggambarnya. Setelah bolanya jadi imajinasinya pun berkembang ingin menggambar lapangan, pohon, dan rumah. Saya yakin, setiap anak memiliki kekuatan dan kemampuan yang luar biasa didalam dirinya, hanya saja terkadang mereka kurang percaya pada apa yang mereka miliki dan mereka tidak punya media atau orang yang bisa dengan baik menghargai potensi yang dia miliki. Untuk itu setiap anak perlu diperlalukan dengan sangat baik untuk dibimbing agar potensi yang luar biasa itu dapat menjadi sinar untuk mereka nantinya. Bukan hanya Mikhaelal Ahmad, tetapi anak-anak lainnya pun luar biasa.
(Saya bersama Mikhaelal Ahmad- taken by Kak Fida)

Contoh lainnya adalah Baim. Baim seumuran dengan Mikhaelal, mereka duduk dibangku TK. Untuk mewarnai Baim masih kaku, Kak Fida mencoba membantunya, dan takjub akhirnya tangannya tak lagi kaku mengayunkan crayon di lembar putih. Dia semangat sekali ingin menggambar dan mewarnai. Saya senang sekali melihat antusias anak-anak ini.
 (Kak Fid bersama anak-anak Sikola Pomore- taken by Kak Yaumil)

Kami belajar menggambar dan mewarnai, setiap anak diberikan satu buku gambar. Anak-anak duduk melingkari sebuah meja bundar dan mereka diberi satu kotak crayon. Mereka terlihat sangat antusias, saya senang melihatnya. Saya memiliki teman kecil baru seperti baim, alda, wisda, kesya, mikhael, fatir, dan sebagian lainnya saya lupa..hehe maklum karena baru pertama kali.
(Anak-anak Sikola Pomore sedang menggambar- taken by Kak Fida)

 (Hasil gambar anak-anak Sikola Pomore - taken by Kak Fida)

Setelah belajar menggambar, saya di ajak oleh relawan lainnya untuk pergi ke sawah. Kami melewati sungai sebelum sampai ke sawah. Saat ini sawahnya telah menguning dan dua minggu lagi akan panen. Kami berjalan sambil sesekali mengambil gambar. Senja dari tempat ini sungguh indah.

(Sawah Desa Dampal - taken by me)

 (Sawah Desa Dampal - taken by Kak Yaumil)

 (Perjalanan pulang ke Sikola Pomore bersama Kak Yaumil, Kak Arif, dan Kak Iwan - taken by Kak Fida)


Saya senang bisa menjadi bagian di antara mereka, saya belajar berbagi dan belajar dari sekeliling tentang hidup yang sangat berharga. Saya senang sekali bisa mengajar meskipun saya belum bisa memberi banyak kepada mereka, tetapi saya akan berusaha untuk melakukan apa yang saya bisa.



(Senja Sendu, tenang tak ada ganggu, bila rindu semoga kita segera bertemu - taken by me)

Komentar

Postingan Populer