Jodoh

Akhir-akhir topik yang sering diangkat para mahasiswa tingkat akhir adalah tentang 'Jodoh'. Entahlah, topik yang satu ini tidak pernah ada habis dan ujungnya kalau dibahas. Selalu saja asik untuk dibahas, dan selalu berakhir dengan kata "semogalah, bisa dapat yang terbaik".

Jodoh, sosok seseorang yang diimpikan siapapun yang masih saja sendiri (jomblo, bahasa anak gaul nih). Eits, tapi bukan dalam rangka melengkapi kesendirian dengan cara pacaran yaa.. Jodoh adalah seseorang yang diharapkan dapat membangun impian dan melengkapi agama.

Zaman sekarang masih ada ya 'Perjodohan'? Aduh, kalo ingat2 yang satu ini, sedikit cemas gitu, entahlah.. Tapi, tetap saja semua keputusan itu ada ditangan masing-masing, tapi restunya ditangan orangtua loh .__.

Menikah muda, emangnya sudah siap? Standar kesiapan untuk menikah apasih? Modal cinta cukup nggak?

Kalau bahas tentang kapan siap nikah, wah..lama sekali jadinya. Apalagi mesti tunggu mapan, punya rumah, punya mobil, punya tabungan berbukit, bakal ketuaan tuh. hehe

Tapi, modal cinta pun tak akan cukup. Perlu hal lainnya untuk melengkapi, dan menopang bahtera Rumah Tangga. Karena berkeluarga itu ibarat berlayar di lautan lepas, kapan saja ombak bisa menghantam. Kalau kapalnya tidak cukup kuat menahan terpaan angin saja, bisa-bisa terbalik, apalagi ombak besar maka hancurlah berkeping-keping. 

Saya percaya, rezeki itu telah ditetapkan oleh Allah. Tapi, ada hal lainnya yang harus diingat, orang tua. Mereka adalah orang yang sangat berperan penting dalam hal ini. Mereka telah merasakan manis dan pahitnya sebuah perjalanan membangun keluarga. Dan biasanya kebanyakan dari orang tua menginginkan anak-anaknya lebih bahagia dari mereka. Untuk itu, tidak begitu banyak orang tua yang kasih ijin anaknya buat nikah muda. Paling tidak untuk mereka, sudah punya penghasilan tetap. (Ini berdasarkan pengamatan). 

Tidak ada salahnya untuk meyakinkan orangtua, jika memang sudah siap. Tapi bukan sekedar omongan saja. Buktikan jika memang sudah layak untuk membangun keluarga, buktinya dengan apa? Belajar mandiri, bertanggung jawab dengan keluarga, peduli, belajar dengan giat, dan bekerja.

Inget, itu saja belum cukup loh. Karena cinta itu melengkapi sebagian dari agama. Jadi, mesti menyertakan keimanan dalam hal membangun keluarga. Kelak, kita bakal dimintai pertanggung jawabannya, jangan sampai semuanya jadi sia-sia :') bangun keluarga bahagia dunia dan akhirat, kan keren tuh..

"Jika disegerakan itu baik, maka segerakanlah. Namun, jika menunggu sesaat jauh lebih baik maka sabarkanlah :")" Mantra ini cukup ampuh, untuk membuat hati tenang dan sabar dalam hal apapun yaa..termasuk *jodoh :D
Tidak perlu terburu-buru, karena sesuatu yang dikerjakan dengan terburu-buru hasilnya kurang baik. Nikmati saja waktu ini dengan belajar memantaskan diri, jadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab, belajar dari kehidupan rumah tangga orang-orang sekitar kita. Agar kelak, saat waktunya tiba, diri sudah benar-benar siap membangun #Rumahtangga. Karena #Rumahtangga dibangun bukan untuk sehari atau seminggu tapi dibangun untuk selamanya, dunia dan akhirat.

Jadi, sudah siap?

Sumber gambar : www.bonifajarwan.com

 

 

Komentar

Postingan Populer