Diary Anak Teknik #1
WELCOM TO THE HELL
Hari ini adalah hari pertama
menginjakkan kaki disebuah kampus di kotaku. Tak pernah terbesit sedikit pun
jika kelak aku akan melanjutkan studi ditempat ini. Sungguh, ini diluar angan.
Bagaimana tidak, jika mimpi hebat akan masa depan yang telah ku rancang dua
tahun silam harus aku hapus begitu saja. Hanya karena kata “Pasrah”.
Mungkin karena aku yang begitu cengeng
hingga tak bisa merengek pada mereka untuk berbelas kasih. Aku yang hanya mampu
menguntai kata-kata lewat secarik kertas impianku saat itu. Ataukah kita yang
sama-sama pasrah akan keadaan ekonomi? Entahlah.
Sepanjang jalan menuju kampus aku hanya
bisa terdiam dan terus memikirkan, betapa hebat mimpiku yang tertunda. “Rencana Allah lebih baik dari rencanaku”
desirku. Mantra ini cukup ampuh tuk menenangkanku.
Kenalkan namaku Nasyrah Purnama Sari.
Aku anak pertama dari empat bersaudara. Keluarga dan orang-orang terdekatku
lebih senang memanggilku caca. Ayah dan ibuku adalah orang yang pekerja keras,
bukan hanya mendidik anak sendiri tapi tugas mereka mulia yaitu mencerdaskan
anak bangsa.
Aku diterima di fakultas Teknik tepatnya
jurusan Teknik Sipil. Sejarah telah mencatat jika keluargaku turun temurun adalah
kelurga guru, dan aku? Memilih untuk membuat sejarah baru.
Ingin suasana baru dan tantangan baru.
Urusan didik mendidik, sekolahan, siswa bandel yang suka bertingkah, dan
seabrek tingkah siswa yang menyebalkan dan menyenangkan sudah menjadi hal
biasa. Buat silabus, RPP pun tak lagi menantang untukku. Sebab aku biasa
membantu ayah dan ibuku membuatnya.
Entahlah, kenapa aku tertarik dengan
Teknik. Tapi, ini memang pilihanku. Sekalipun sebenarnya hatiku telah tertaut
pada Teknik Geologi, mimpi hebatku telah terancang indah bersamanya.
Tapi aku tetap bersyukur, sekalipun tak
diterima di Teknik Geologi setidaknya tetap di Teknik meski itu Teknik Sipil.
Aku tau hari-hari kedepan akan aku
jalani tanpa arah yang belum aku rencanakan sebaik rencanaku kemarin. Aku tau
aku disini untuk kuliah, yah..sekedar kuliah saat ini. dan aku tau, jika aku akan lulus disini.
Aku terlalu larut dalam bayang-bayangan
mimpi hebatku hingga aku tak sadar jika sekarang aku telah berada ditempat ini,
Teknik. Memasuki gerbang samping kampus aura menyeramkan menyambutku. Bagaimana
tidak, jika sebuah kain hitam besar terpajang disebuah pohon dan bertuliskan
“Welcome to The Hell” dan sebuah gambar tengkorak raksasa menjadi icon’nya. Bukan hanya itu, banyak pria
gondrong yang nongkrong di halaman membuat suasana semakin terasa mencekam.
Dihalaman fakultas ini lebih dari satu
tulisan seperti itu. Masih sama “Welcome to The Hell”. “Kok gitu sih?” gumamku. “Ini
kampus atau neraka yaa?”
Orang-orang disekitar halaman itu sama
sekali tak begitu ramah menurutku, sebab aku telah tersenyum sementara mereka
menatapku sinis. “Mungkin hanya
perasaanku saja”.
Aku mulai cemas dibuat mereka “Apa
mungkin aku salah masuk fakultas?” lirihku
Komentar
Posting Komentar